Nikmatilah tubuhku karena kau sudah membayarnya

Mentari sudah tepat berada diatas kepala, Reina mengusap air yang menetes dari atas keningnya, memasuki rumah yang menjadi saksi perjalanan hidupnya. Ibunya melangkah menghampirinya, “nak..jam segini baru pulang? Memang restorannya ramai ya? “ suara wanita paruh baya itu terlihat cemas.

“Iya bu..lembur, tapi ini bu, uang pendapatan Reina hari ini” tangannya menyerahkan puluhan uang ratusan kepada wanita dihadapannya.

“Banyak sekali nak…alhamdullilah, bapakmu hari ini bisa cuci darah lagi, terima kasih nak..” seru wanita itu bahagia.

“Kak Reina pulang…kakak..aku besok ujian semesteran kak, katanya hari ini aku paling lambat bayar uang kuliah” Sintya adik perempuan semata wayangnya menghampirinya.

“Jangan khawatir, minta uang sama ibu ya dik..kakak sudah memberikan uang pada ibu” sahut Reina.

“Terima kasih kak…” Sintya mencium pipi kanan kakak tercintanya.

Reina berjalan melangkah menuju kamar tidurnya, dibukanya pintunya perlahan, di rumah sederhana itu nampak ayahnya terkulai lemas terbaring dikursi ruang tamu yang sudah tua, Reina bercermin, berkata pada cermin “Kau tau..aku membenci dirimu..aku tak pernah tau siapa kau..dan mengapa kau bisa melakukannya.

Air matanya mengalir deras membasahi wajahnya yang masih terpoles make up tebal.

Dibukanya pakaiannya satu persatu, dilihatnya tubuhnya didepan cermin, tubuh yang tak lagi bisa dimilikinya sendiri.

***

Pelangi kembali menutup mentari sore ini, Reina kembali bersiap melakukan aktivitasnya, air membasuh tubuhnya, rambut panjang hitamnnya dibiarkan menari mengikuti gerak air yang mengalir. Reina membuka lemari pakaiannya, di cobanya satu persatu baju yang membuat tubuhnya sesak, “Jangan Reina, jangan kau lanjutkan” Bisik Hati kecilnya. “Reina…kau harus terus melakukannya, atau kau ingin ayahmu pergi meninggalkanmu karena penyakit ginjalnya dan adik kesayanganmu berhenti kuliahnya ditengah jalan, lalu menjadi wanita penghibur sepertimu, kemudian ibumu duduk terdiam diteras depan rumah karena tak ada lagi uang untuk membeli sekantong beras” logikanya berteriak nyaring dikepalanya.

“Kamu melamun nak?“ wanita paruh baya itu masuk ke kamarnya, membelai rambut indah anak sulungnya. “Maafkan ibu dan ayah ya nak, karena kami tak mampu membahagiakanmu, kami merepotkanmu” suara ibu itu tampak terdengar tercekat. “Tak apa bu, aku akan melakukan apapun agar ayah bisa sembuh, bagaimana pemeriksaan dokter hari ini bu? Ayah sudah cuci darah tadi bu?” lanjut Reina.

“Sudah nak..namun, mulai minggu ini, ayah harus cuci darah seminggu dua kali nak, karena ginjal ayah sudah tak dapat lagi berfungsi” suara tenang itu bagai halilintar ditelinga Reina.

***

Suara musik menderu-deru, lampu disko berpendar-pendar, ratusan orang bergoyang menikmati suara musik, ada yang menari, tertawa, atau hanya sekedar menikmati pemandangan dari para pramusaji yang bertubuh molek.

Reina menuangkan segelas Vodka ke cangkir pelanggan yang ada dihadapannya, tangannya meraih tubuh Reina, lalu mencium lehernya yang jenjang, Reina menjauh lalu berkata “Maaf, disini saya hanya menuangkan minuman untuk anda tuan”. “Wanita munafik…sini kamu, saya mau melanjutkan permainan saya!” tangannya mencengkram tubuh Reina dengan kuat. Reina pucat, bibirnya tak dapat berkata, ditempat seperti ini, tak akan ada satupun orang yang dapat menolongnya.

Dari kejauhan, nampak seorang lelaki muda mengamatinya, matanya terus mengamati Reina, “ Cantiknya wanita itu” gumamnya dalam hati.

“Kamu harus membayarku, kita jangan melakukannya disini?” ujar Reina sambil merayu lelaki yang terus menyentuh tubuhnya.

“Tidak! Aku mau melakukannya dihadapan banyak orang kau tau, hahahahaha..aku tidak bodoh sayang, apa kau kira aku akan membayarmu? Aku sudah membayarnya pada bosmu!” Ucapnya tegas ditelinga Reina.

Sementara Reina memandang wajah bos yang berada tak jauh dari hadapannya, lalu menghampirinya “Kau lakukan apa yang membuatnya senang malam ini, uangmu kau dapatkan besok” mata pemilik klub tempat Reina bekerja itu bersinar penuh kemenangan.

“Aku hanya akan mendapatkan seperempat dari uang jerih payahku malam ini, sementara esok ayah harus kembali cuci darah” pikiran Reina menari-nari dengan hatinya.

***

“Kau dibayar berapa oleh lelaki itu?” tanya lelaki muda itu kepada pemilik klub.

“Maksudmu? Untuk mendapatkan wanita itu” kata sipemilik klub sambil mengamati lelaki muda yang tak dikenalnya itu.

“Betul sekali..”jawab lelaki muda itu datar.

“Seleramu bagus, aku tau kau orang baru di klub ini..Welcome To The Club Bung! Tapi aku akan memberimu 2x lipat lebih baik dari wanita itu..mau yang mana? keturunan inggris..italia..arab atau orang asli Indonesia” lanjut sipemilik klub itu senang.

“Aku mau dia..bukan yang lainnya! Aku akan membayarmu 3x lipat untuk bisa mendapatkan wanita itu malam ini”Lelaki muda itu terus menatap Reina.

“Oke..berikan kepadaku 15 juta, maka aku akan memberikanmu malam ini” kata sipemilik klub.

Lelaki muda itu mengeluarkan cek nya, menulis angka 20 juta rupiah.

“Kau yakin angka ini bung?” ujar sipemilik Klub dengan nada heran.

“Itu bonus untukmu, jika kau tak menyakitinya dan membawanya kepadaku malam ini” ungkap lelaki muda itu serius.

Si pemilik Klub terlihat berbisik dengan lelaki yang bersama Reina malam ini, mulutnya komat kamit, namun lelaki itu mengangguk tanda setuju, Reina berjalan sambil diliputi rasa heran.

“Kau layani saja lelaki muda ini sayang” ungkap si pemilik klub kepada Reina.

Sementara Reina tersenyum kepada lelaki yang berada tepat dihadapannya itu.

“Sempurna” Lelaki muda itu berkata dengan hati kecilnya.

“Kau mau minum apa? Vodka, Whisky, Caipirinha, Prosecco, pilih yang kau suka” Reina berkata sambil mengamati lelaki muda itu.

Lelaki muda itu terdiam, mengulurkan tangannya kepada Reina “Aku Dewa”, sementara Reina tampak canggung, matanya indahnya menunduk, baru kali ini ada seseorang laki-laki yang menjulurkan tangan kepada wanita penghibur sepertinya “Reina” katanya kemudian datar.

“Reina, baiklah..singkirkan daftar minuman itu padaku, dan aku ingin kau menutup tubuhmu” ungkap Dewa sambil memberikan jaket yang dikenakannya.

“ Maksudmu?” ungkap Reina heran.

“Aku membayarmu, lakukan apa kuperintahkan!” tegas dewa sambil menatap tajam ke arah Reina.

Reina memakai jaket itu, tubuhnya hangat, lelaki itu menarik tubuhnya keluar dari kerumunan klub, menyalakan mobilnya, lalu menginjak pedal gas hingga klub itu terlihat jauh dari pandangan.

Lelaki itu mengajak Reina memasuki apartemen mewahnya ditengah kota,Reina memasukinya canggung, deretan foto terpampang di sepanjang dinding.

“Sekarang lakukan apa yang biasa kau lakukan pada laki-lakimu sebelumnya! “ ucap Dewa hingga Reina tersentak dari lamunannya.

Sementara Reina menatapnya, tubuhnya maju perlahan demi perlahan, dan kini hidungnya dapat mengendus aroma tubuh lelaki itu, tangan Reina mulai melepas satu persatu kancing bajunya, nafas lelaki itu mulai tak beraturan, menahan gejolak dari wanita cantik yang ada dihadapannya, “Beri aku uang yang cukup besok setelah aku melayanimu ?” ungkap Reina manja.

“Aku akan memberi semua apa yang kau inginkan” lanjut lelaki itu sambil mengamati sebagian baju Reina yang sudah terlepas. Denyut nadinya berbunyi cepat,Reina dapat merasakannya hingga kemudian “Plak!!!…Hentikan..kau ingin mengajakku ke neraka!!! “ tangan lelaki itu menampar pipi kanan Reina hingga lebam, tubuhnya terjatuh ke ranjang yang tepat berada di belakangnya.

Reina memegang pipi kanannya, tubuhnya gemetar, baju yang sudah dibukanya dirapikannya kembali, “mengapa kau melakukannya? Bukankah kau menginginkannya? Kau yang munafik!!!” Reina berteriak, airmatanya membasahi wajahnya, dewa menghampirinya lalu menunduk dan menyembahnya “maafkan aku..aku menyakitimu” ungkapnya menahan sesak.

Tangannya meraih tubuh Reina lalu menggendong tubuh mungil itu ke hadapan cermin, membetulkan kancing baju yang tidak berada pada tempatnya, “Lihatlah tubuhmu…tubuh yang diciptakan Tuhan untuk kau jaga, dan bukan kau serahkan pada siapapun”ujar Dewa mengamati wanita yang masih menangis karena perlakuannya.

“Munafik!!! Kau lelaki munafik yang pernah ku temui, nikmatilah tubuhku karena kau sudah membayarnya kan?” ungkap Reina dengan suara terisak.

“Tidak! kau tau..kau wanita terburuk yang pernah kutemui…kau kira kau cantik? Heh..wanita cantik adalah wanita yang bisa menjaga kehormatannya dalam situasi apapun!!..dan kau…tak lebih dari sekedar kertas tissue..selembar kertas tissue yang putih dan lembut..namun hanya digunakan untuk kotoran, lalu dibuang seketika tak kala warnanya sudah tak lagi putih dan tak dapat digunakan…tissue sekali pakai,itulah kau! ” Dewa melihat ke arah wanita yang berdiri dihapannya itu, sementara Reina tertunduk dan mendekap kedua tangan ke wajahnya, lalu kembali air mata menggenangi wajahnya yang masih lebam terkena tamparan.

***

“Siapa yang menamparmu nak? “ ungkap wanita paruh baya itu pada anak sulungnya.

“Saya bu…saya yang melakukannya” Dewa berkata sambil berdiri didepan wanita paruh baya itu.

“Kau apakan anakku? Kurang ajar kau!!!…wanita itu memukul Dewa dengan gagang sapu…

“Hentikan Bu!..Cukup..” suara Reina membuat wanita paruh baya itu menghentikan tindakannya.

Sementara Dewa melihat sekelilingnya, rumah sederhana dengan satu kamar tidur, dan celananya yang kotor karena terkena kubangan air yang tergenang, mobilnya tak dapat terparkir didepan rumah itu, karena jalan yang hanya cukup untuk satu orang.

Reina melangkah mendekati ayahnya yang terkulai lemas…tangannya meraih tangan ayahnya…” Kau tau ayah..aku mencintaimu, apapun akan ku lakukan untukmu..maafkan aku yang tak bisa membawamu kerumah sakit hari ini ayah, aku tak mendapatkan uang tadi malam.”

“Mata ayahnya perlahan terbuka, tangannya memegang perutnya menahan sakit, kemarilah nak..terima kasih” ungkap ayah itu sambil meraih tangan anak sulung yang berada di hadapannya.

Dewa terdiam, tubuhnya terpaku melihat pemandangan dihadapannya, “Saya yang akan membawa bapak ke rumah sakit untuk berobat pak,” lanjutnya perlahan.

“Kami tak ingin merepotkanmu anak muda,kami belum mengenalmu” suara lelaki tua itu terdengar parau.

“Tak ada yang merasa direpotkan pak, karena sebentar lagi, saya akan menjadi bagian dari keluarga ini,” ungkap Dewa mantap.

“Apa maksudmu nak? “ Lelaki tua itu mengamati sosok lelaki muda yang berdiri tegak.

“Saya akan menikahi anak bapak, jika diizinkan” Reina memandang lelaki itu lalu menghampirinya “ Kau gila, aku wanita penghibur, dan kau lelaki baik-baik,” bisik nya.

“Tuhan tidak membedakan mana wanita penghibur atau wanita baik-baik, asalkan kau bertobat dan memohon ampunannya,” balas Dewa.

Reina menatap lelaki itu lalu menarik lengannya,”Apa alasannya kau ingin menikahiku, tubuhku sudah milik banyak orang!” serunya.

“Aku mencintaimu sejak pertama melihatmu, aku tak pernah peduli masa lalumu, karena dihadapanku kau adalah sebuah senyuman untuk hari depanku,” ungkap Dewa sambil memegang pipi wanita dihadapannya yang lebam karena ditamparnya tadi malam.

Reina menatap lelaki itu, memeluk dan bersandar dibahunya tanpa berkata apapun, sementara alam pikirnya menari-nari dan berucap “Jika saja kau tau lelakiku…aku mencintaimu sebelum kau mengucapkan cinta itu padaku.”

“Ayah bangun Ayah..Reina..Ayah.. “ Jerit wanita tua itu dari dalam rumahnya.

Wanita tua itu memeluk tubuh suaminya, Reina berlari masuk, ayahnya tak lagi bernafas, lelaki tua itu telah pergi untuk selamanya, Reina menggapai tubuh yang kaku tak lagi bernyawa dengan erat…”Maafkan aku ayah..maafkan….”

Sementara Langit biru diluar sana bersinar terik…Burung-burung berkicau menyambut hari lain yang indah…Selamanya….

Datin Penghibur

Jari lentiknya di cat merah merona…begitu juga bibir mungilnya, Reina mengoles gincu merah agar bibirnya terlihat tampak penuh, tangannya beralih ke perona pipi dan memulasnya di kedua wajah cantiknya.

Angin malam menyusup melalui pori-pori tubuhnya yang putih, terkadang roknya tersingkap terkena tiupan udara, bintang bersinar menyinari langkahnya yang gontai dan sesekali menghangatkannya mencoba menutupi badannya yang separuh terbuka.

Suara musik menderu-deru didalam klub, tanda bahwa permainan malamnya akan dimulai, senyuman nakal menggodanya dengan mata mengiba, Reina tetap berjalan melangkah kedalam ruang yang baginya memberi seberkas sinar untuk esok.

Dadanya membusung kedepan, menuangkan segelas minuman untuk para tamunya, tangan-tangan jahil meraba tubuhnya, sepasang mata melihat lelukan tubuhnya dan lainnya mengamati belahan dadanya yang membusung indah, Reina tersenyum dan terus menuangkan minumannya. “Mau tambah lagi?” Begitu godanya.

Tengah malam sudahlah lewat, penunjuk waktu di dinding ruangan dihapadannya sudah menunjukan pukul 2 dini hari. “Kamu sudah ada yang booking belum malam ini cantik?” kata lelaki disampingnya. “Belum tuh…tapi aku minta bayaran 2x lipat ya…” lanjut Reina menatap nakal lelaki disampingnya. “ Aku kasih kamu 3x lipat asalkan kamu tau apa yang aku suka, Setuju sayang? “ timpal pria bertubuh gempal itu. Lalu Reina mengangguk setuju.

Bukan kali ini saja, tubuhnya memasuki mobil mewah yang akan membawanya saat ini, mungkin tak terhitung jumlahnya, berapa banyak. Senyumnya tetap merekah, Reina menjalani profesinya dengan profesional.

Lelaki itu membawanya masuk kedalam hotel berbintang, tangannya menjalar menyusuri tubuhnya yang indah, Reina sesekali membalasnya, tubuh lelaki itu basah oleh keringat menahan hasrat, Reina mengelapnya perlahan demi perlahan, lalu melucuti satu persatu pakaian lelaki yang ada dihadapannya, bumi menjadi saksi apa yang diperbuatnya, namun Reina terus melanjutkan pekerjaannya, hingga langit pekat dan mentari bersinar terang, menyinari tubuh yang tanpa sehelai pakaian pun melekat,. “Terima kasih sayang atas pelayanannya tadi malam, kau cantik sekali” lelaki itu mencumbui bibir indah Reina lalu menyerahkan puluhan lembar uang ratusan. Reina menerimanya lalu mengucapkan “Sama-sama sayang”, sambil merapikan kembali baju lelaki yang ada dihadapannya , tak lama lelaki itu berbalik dan mengucapkan “selamat tinggal”.

datin for you

Kisah ini adalah asli seperti yang dituturkan kepada penulis oleh tokoh aslinya. Selamat Menikmati.

Rasanya sayang kalau kisah pribadiku ini terlewatkan begitu saja. So, aku mau semua netter yang membuka HP ini jadi tempat membagi cerita. Ini adalah kisahku waktu melakukan sebuah penelitian ilmiah di Manado, kota yang terkenal dengan kecantikan wanitanya. Saat itu karena prestasiku yang sangat baik, aku mendapat kehormatan untuk menerima dan meminta fasilitas yang aku perlukan untuk penelitian selama satu setengah bulan itu dari sponsor dan pemerintah. Para pejabat daerah itu juga sangat antusias menyambutku, mereka sangat mengharapkan penelitian ilmiah ini menjadi faktor pendorong bagi perkembangan ekonomi wilayahnya. Salah satu dari para pejabat itu pula yang memberiku kehormatan untuk tinggal bersama keluarganya di sebuah kawasan khusus pejabat pemerintah dan pengusaha terkenal di kota itu. Lagi-lagi aku bisa menabung jatah uang akomodasi yang diberikan oleh sponsor dan fakultas.

Oh ya, nama panggilanku Agus, saat ini aku berumur 24 tahun, aku tercatat sebagai exchange student di University of Osaka, negeri para Shogun dan Shamurai. Badanku biasa saja dengan tinggi 170 cm kulit kuning langsat, wajah sering dapat pujian (nggak nyombong lho). Ada yang aneh dalam diriku, di usiaku yang sekarang aku begitu menyukai wanita paruh baya yang berumur antara 37 sampai 45. Rasa-rasanya aku jauh lebih menikmati wanita-wanita dewasa, ibu-ibu kesepian atau para tante girang. Dalam hal hubungan seks, kaum mereka jauh lebih sensitif dan mm pokoknya heboh. Jelas itu karena tuntutan mereka akan kepuasan seks yang lebih dari biasanya dan juga mungkin karena faktor kematangan jiwa serta pengalaman terbang yang melebihi rata-rata (pilot kali yah?)

Nama-nama yang ada dalam cerita ini hanya samaran, jadi kalau ada yang merasa keberatan silakan hubungi hansip di tempat masing-masing. Cerita ini kutulis bersama orang kedua yang juga merupakan pelaku di dalamnya. Jadi nantinya terdapat dua pribadi yang akan berbicara di sini, aku dan seorang wanita yang dalam tulisan ini sebut saja namanya Ibu Linda. Dan percaya atau tidak, cerita ini kami tulis sebagai selingan setiap kali kami melakukan hubungan seksual.

Keluarga Pak Rudy, tempatku tinggal, adalah keluarga kaya dan terpandang di seantero propinsi Sulut. Disamping Pak Rudi sendiri yang pejabat teras Pemda, keluarga itu juga memiliki beberapa perusahaan besar yang bergerak di berbagai bidang. Istrinya sendiri memimpin sebuah grup perusahaan perkapalan dan pengelolaan hasil hutan, ketiga anaknya mereka kirim ke luar negeri. Satu di Australia dan dua lainnya di London. Di rumah itu mereka tinggal dengan tiga orang pembantu, dua sopir dan dua tukang kebun yang sehari-hari “ngantor” dari jam tujuh sampai jam lima sore. Sebagai orang kaya dan terpandang, Pak Rudi juga terkenal dermawan (atau pura-pura dermawan, entahlah). Ada juga seorang adik perempuan Pak Rudi, Lisa yang masih single meski sudah berumur 38 tahun, ia seorang dokter yang bertugas di rumah sakit pemerintah di kota itu.

Seperti kebanyakan perempuan Manado, kulit Mbak Lisa (demikian aku memanggilnya) putih bersih, tubuhnya lebih mirip gadis Amerika sono ketimbang orang melayu. Hidungnya mancung dengan bibir yang sensual sekali. Kalau mau melihat dadanya hmm.. ukurannya terus terang saja di atas rata-rata. Tak kalah cantiknya istri Pak Rudi, aku biasa memanggilnya Ibu, untuk menghormati kedudukannya sebagai pengatur kehidupan rumah tangga itu, orang mengenalnya dengan panggilan Bu Linda. Tubuhnya biasa saja, tak terlalu langsing dan tidak gemuk, pas. Ia sedikit cerewet, mungkin karena semangatnya sebagai wanita karir yang berdisiplin tinggi. Dalam masalah waktu ia termasuk golongan “gila ketepatan”. Bu Linda tak pernah kepagian dan tak pernah juga kesiangan, ia selalu tepat waktu. Bicaranya selalu diplomatis, topik pembicaraannya dengan siapapun pasti terdengar sangat ilmiah. Ia memang Sarjana Ekonomi dan Management lulusan UI di Jakarta, jadi jangan heran kalau sesekali ia bicara masalah politik atau kebijakan ekonomi nasional bahkan dunia. Tapi ada satu hal yang kuanggap sebagai kekurangan wanita ini, wajah manisnya lebih sering tampak judes dan “killer”, ia pelit senyum!

Di rumah itu, aku paling dekat secara pribadi dengan seorang dari sopir mereka. Namanya Pak Yos, Yosef Sengkei lengkapnya. Lelaki berumur hampir 51 tahun, pensiunan ABRI yang sudah mengabdi pada keluarga itu tak kurang dari sepuluh tahun. Kami sering berbicara ngalor ngidul. Ia memang ditugaskan untuk mengantarku kemana saja dalam rangka studi di lapangan sehingga kami banyak punya kesempatan untuk ngobrol.

Hanya lima hari sejak aku di sana, ada sebuah kejanggalan yang terjadi pada suasana keakraban dalam keluarga itu, setidaknya ini kata Pak Yos suatu ketika. Ia bilang betapa kelihatan harmonisnya keluarga Pak Rudy sejak aku ada di situ. Bu Linda yang biasanya sangat menakutkan mereka tiba-tiba jadi agak sedikit ramah dan terbuka, masih super disiplin tapi tidak setegang dulu. Mbak Lisa juga begitu, sekarang ia betah di rumah, sejak ada aku kami memang kerap ngobrol pada malam harinya. Biasanya hanya ngomong masalah kehidupan luar negeri atau perkembangan di negara ini. Dulu-dulunya kata Pak Yos, Mbak Lisa nggak pernah sedetikpun terlihat duduk di taman dekat kolam renang di belakang rumah. Habis dari rumah sakit langsung saja ngeloyor tidur, demikian cerita lelaki tua itu dengan polosnya. Kucoba jadi pendengar yang baik, toh ini mungkin bermanfaat bagi diriku.

Tapi memang, mengaku atau nggak aku punya perhatian khusus pada Lisa. Ada sebuah perasaan aneh saat pertama kali menatap perempuan setengah baya itu, meski hanya beberapa detik saja kami saling memandang, tapi aku seperti merasakan seolah ada aura yang kuat memancar dari matanya. Namun sebagai pendatang baru apalagi dengan status “Numpang-Man!!!” tentu akan sangat tidak sopan kalau aku langsung menunjukkan reaksi. Dan cepat-cepat aku menangkis semua bayangan-bayangan vulgar tentang kemolekan tubuh Lisa yang sempat bercokol di kepalaku saat aku melihat beberapa kali Lisa menerima kedatangan seorang dokter rekan kerjanya. Mereka kurang lebih seumur, tapi menurut Lisa yang mulai minggu pertama terbuka padaku itu, Dokter Anton (begitu Lisa memanggilnya) sudah beranak istri. Hanya saja menurut cerita dokter itu ia tak sebahagia yang didambakannya. Suatu kali aku pernah juga memberanikan diri untuk memperingatkan Lisa akan hal itu, dan ia tampak termenung saja seakan masalah itu baginya sebuah dilema.

Pak Rudy, lelaki berumur 55 itu tak begitu dekat dengan keluarganya, ia lebih sering berada di luar rumah, maklum pengusaha sekaliber dia dengan bisnis yang beragam ditambah dengan tugasnya di departement pemerintah membuat waktunya hampir-hampir tak ada untuk keluarga. “Dua puluh empat jam saja rasanya tidak cukup, Gus”, katanya suatu hari. Yah, itulah gambaran keluarga Pak Rudy dengan beragam karakter mereka. Diam-diam aku juga sering memetik pelajaran dari keluarga itu untuk riset ilmiah ini.

Aku masih ingat, malam itu 27 September 1998. Seperti biasanya kami, aku, Bu Linda dan Lisa berada di ruang keluarga. Kami menghabiskan waktu sambil menonton acara televisi dan menikmati kue-kue kecil sehabis makan malam. Pak Rudy biasanya sampai di rumah cukup larut, antara pukul sepuluh sampai duabelas. Saat itu sudah pukul sembilan malam waktu setempat. Kami semua duduk di sofa menghadap TV di ruangan itu, ngobrol sana-sini tentang semua yang up to date. Tapi anehnya, malam itu perhatianku seperti hanyut pada kedua wanita paruh baya itu, keduanya sudah mengenakan baju terusan sutra yang polos tak berlengan sehingga belahan dada mereka berdua tampak menonjol. Dada dan bahu mereka yang putih mulus itu menjadi titik perhatian mataku. Aku seperti terhipnotis, terutama oleh pesona tubuh Bu Linda yang duduk persis disampingku. Istri pak Rudy yang berwajah manis itu seperti kehilangan warna judesnya. Pojok mataku lebih sering melirik ke celah gaun tidurnya yang sesekali menampakkan bungkusan buah dada montoknya. Untung aku masih bisa kontrol, mereka beberapa kali menanyakan sesuatu tentang Jepang. Kujawab seadanya dengan mata yang masih saja jelalatan.

Setelah mengamati dengan cukup seksama ternyata Bu Linda berwajah lebih manis dari adik iparnya itu. Meski Lisa lebih muda empat tahun darinya namun kalau mau jujur, aku lebih senang kalau yang ngajak.. mm Bu Linda. Ah pikiranku mulai ngeres, mereka sering berbicara dengan topik yang tak kuketahui, inilah kesempatanku untuk mencuri-curi pandang kearah celah di bawah ketiak Bu Linda. Dan secara tak sadar, aku tak tahu kalau posisi dudukku dan Bu Linda hanya berjarak beberapa sentimeter saja. Aku tak tahu apa yang menggerakkan badanku untuk terus mendekat dan hmm.. kulit halus itu terasa tersentuh bulu-bulu tanganku yang langsung saja merinding.

Aneh sekali, kedua wanita paruh baya itu tidak merasa canggung sama sekali. Layaknya seorang anggota keluarga itu, mereka sama sekali tak tampak terpengaruh oleh posisi duduk aku dan Bu Linda. Tak sampai lima belas menit setelah itu, Lisa menguapkan kantuknya. Rupanya dokter single dan cantik itu terlalu lelah, ia memang mengatakan padaku kalau siang harinya ia habis memimpin sebuah operasi bedah. Tak heran kalau ia tampak begitu lelah, matanya sayu dan sedikit merah.

“Kak Nan, aku pergi tidur dulu ya?” serunya pada Bu Linda, hmm waktu beranjak dari sofa pahanya sempat terlihat olehku. Tapi ah, perhatianku sudah telanjur pada Bu Linda.
“Gus… Mbak permisi dulu, kamu nggak ngantuk..?”
“Nggak kok, Mbak. Selamat tidur ya”, aku mengedipkan sebelah mata.
“Makasih..”, katanya sambil berlalu dari hadapan kami, ia sempat membalas kedipan mataku dengan senyum.

Beberapa saat kami berdua terdiam, tinggal aku dan Bu Linda dan TV yang ngoceh tak karuan dengan acaranya. Aku tak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh istri Pak Rudy itu. Sementara aku sendiri asik menghayalkan kalau-kalau suatu saat nanti tubuh wanita ini bisa kusentuh, kuraba, kuremas, kucium dan ooowww kutiduri sepuas hati.
“Heii… kenapa aku jadi begini ya? Rasa-rasanya ada yang aneh malam ini, berduaan dengan pemuda ini, sesuatu yang mungkin di luar dugaan?”
“Hmm… anak ini boleh juga, semoga suamiku pulang lebih larut lagi..”
Batin Bu Linda seperti merasakan sebuah getaran sejuk dari tubuh anak muda yang ada persis di sampingnya.
“Aneh, kenapa aku merasa biasa sekali dengannya, dia bukan siapa-siapa. Bahkan aku baru mengenalnya hanya satu minggu, tapi rasa-rasanya ia seperti orang yang telah kukenal lama” perempuan itu mencoba sedikit menggerakkan bahunya sehingga menimbulkan pergesekan di antara kulitnya.

“Eiiit… apa-apaan ini Bu Linda, mungkinkah dia berpikir sama denganku?”
“Ii… ibu, bapak pulang jam berapa Bu?”
“Entahlah… ibu juga nggak pernah perhatiin lagi tuh, pulangnya jam berapa”, tangannya meraih remote control diatas meja dan mencoba mengalihkan perhatian kearah TV.
“Apa kamu punya rasa yang sama denganku, Gus? Semoga saja iya..? Tapi benar juga katamu. Apa suamiku tak cepat datang dan menemukan kita sedang…” Batinnya mulai dilanda konflik.
“Kamu di Jepang nggak punya pacar, Gus?” ia menggeser duduknya yang terlalu dekat itu, lengan bagian atasnya tak lagi menempel di ujung bahuku. Aku agak sedikit kecewa. Sudut mataku masih saja mengikuti gerak tubuhnya yang cukup mencurigakan.
“Dulu pernah tapi sekarang sudah nggak lagi…”,
“Kalau boleh ibu tahu, kenapa kalian sampai putus? Maaf yah”,
“Nggak apa-apa, Bu. Hmm kami nggak punya titik temu saja”, jawabku,
“Titik temu..?”
“Ya. Kami tidak cocok dan sama-sama egois, tapi saya rasa bukan karena masalah perbedaan budaya, tapi karena mungkin sama-sama masih muda dan ego saya yang masih tinggi”,
“Lho bukannya yang seumur kamu bisa jadi partner atau mm pasangan yang cocok?”
“Nggak juga kok, Bu. Malah saya rasa sebaliknya, saya kira saya hanya akan lebih cocok dengan yang lebih dewasa”, aku mencoba menenangkan diri dengan mengatur arah pembicaraan itu.
“Apa pengertian dewasa yang kamu maksud, dari segi umur?”
“Mungkin ya, kalau mau jujur saja saya lebih menyukai wanita yang lebih tua dari segi umur”,

“Hei… hei… kamu mau sama aku? Hmm, kamu lumayan ganteng lho”, batinku.
“Emang kamu pernah pacaran sama yang lebih tua eh dewasa gitu?”
“Pernah sih, tapi sayang… harus putus juga”,
“Kok putus terus sih?”
“Dia sudah berkeluarga, bu..”
“Aku juga mau kalau kamu mau, betapa enaknya selingkuh sama yang lebih muda kayak kamu, kamu mau.? kalau ya, malam ini juga aku kasih kamu, Gus”, teriaknya dalam hati.

“Tapi, pantas nggak sih kalau aku… mm.. sama pemuda seumur ini, gimana rasanya ya? Sudah lama aku menginginkan moment seperti ini”, tak disangka wanita bersuami itu kini berkhayal tentang perselingkuhan yang sebelumnya tak pernah sama sekali ada dalam pikirannya, sungguh ajaib anak muda ini, tubuhnya seperti memancarkan gairah birahi yang sangat kuat pada perempuan paruh baya sepertinya. Malah lebih jauh lagi, batinnya terus mengkhayal, matanya tak lagi memperhatikan TV, diintipnya tingkah anak muda setengah umurnya itu dengan seksama lewat pojok matanya.
“Ada kejanggalan pada gerak-gerik anak itu, memang, hmm akan kupancing dia”.
“Tapi kau wanita bersuami, Linda, apalagi ia jauh lebih muda darimu. Selayaknya kalau kau memanggilnya NAK, bukan sayang, lagi pula kabar tentang kebiasaan buruk suamimu belum tentu benar.”
“Tapi kenapa suamiku belum juga pulang?” Hati wanita itu terus berkecamuk, ia berusaha keras menyembunyikan hal itu dari pemuda gagah yang ada persis di samping tempat ia duduk. Ia juga sepertinya sadar posisi duduk mereka bisa membuat orang lain termasuk suaminya berpikir yang tidak-tidak tapi mengherankan juga, pantatnya terasa begitu berat untuk bergeser.

“Sayang sekali ya, tapi ibu lihat hal itu normal saja kok”, ia mencoba mencari pembenaran, tentunya dengan penuh harap kalau jalan pembicaraan itu menjurus ke arah yang ia inginkan.
“Nggak ngerti saya, Bu. Tapi… ng… saya masih berharap bisa menemukan yang seperti itu”, Waw! Bu Linda menyilangkan pahanya sehingga bagian bawah gaun tidur itu tersingkap cukup menantang. Paha putih mulus itu dengan cepat mengalihkan perhatianku dari daerah ketiaknya.
“Apakah ia lupa kalau seleraku adalah wanita seumurnya? Atau ia memang sengaja memancing reaksi?” mungkin benar kata teman-temanku, bahwa kebanyakan istri pejabat memang gatal seperti ini. Mengetahui suami mereka banyak “jajan” di luar rumah. Atau jangan-jangan ini memang sikap yang ia anggap biasa saja, Ingat, paling tidak dia pernah tinggal di Jakarta cukup lama, tentunya waktu menamatkan kuliahnya di UI.

Bersambung ke bagian 02

Xssabul

#
Gosip Www Xssabul Blogspot Com - Artis Seksi 2009
Datin Bogel Videos - Free Download Vdo, FLV,mp3, Free Download and ... More info at www.xssabul.blogspot.comskoden g awek salin baju kurung nampak tetek ...
artisseksi2009.com/search/www+xssabul+blogspot+com - Tembolok
#
Search Results bertudung-bogel-gadis Gadis Bertudung Bogel ...
... zarina zainuddin bogel, yahoo group datin bogel yahoo group bogel datin, www.gadis smu ... Source: http://sexawek.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss ... melayu bertudung blogspot com 3gp melayu bertudung bogel 3gp savefile ...
wallpaper.arenabola.com/.../bertudung-bogel-gadis++Gadis+Bertudung+Bogel+ - Tembolok
#
3gp melayu download - Rapidshare Search - (1039 files)
2009-04-14, source: http://3gpmelayustim.blogspot.com/2009/04/koleksi-panas-3gp ... datin bogel uitm bogel awek bogel minah skodeng mandi melayu cium (Less) ...
www.filestube.com/3/3gp+melayu+download - Tembolok - Mirip
#
download 3gp pramugari - Rapidshare Search - (13 files)
di isep pramugari.3gp If password is needed look here : http://koleksi-3gp-lokal- ... bogel rogol bogel datin bogel uitm bogel awek bogel minah skodeng mandi melayu cium (Less) ... http://indonesian-xxx.blogspot.com/feeds/posts/default ...
www.filestube.com/d/download+3gp+pramugari - Tembolok
Tampilkan hasil lainnya dari www.filestube.com
#
Bertudung-bogel-gadis : Gadis Bertudung Bogel ! | indonesia only ...
... yahoo group datin bogel yahoo group bogel datin, www.gadis smu . ... Visit Site - http://sexawek.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss ... bogel gadis melayu bertudung blogspot com 3gp melayu bertudung bogel 3gp savefile . ...
indonesiaonly.com/.../bertudung-bogel-gadis+:+Gadis+Bertudung+Bogel+! - Tembolok
#
Www Smu Bugil.com | Cerita Nafsu
Source: http://ponsel-kita.com/cewek-smu-bugil-3gp-smu-bugil-anak-smu-bugil-maria-ozawa- ... yahoo group datin bogel yahoo group bogel datin, www.gadis smu ... Source: http://sma-bugil.blogspot.com/>http://sma-bugil.blogspot.com/ ...
ceritanafsuku.co.cc/search/Www+smu+bugil.com - Tembolok
#
Pegang Payudaraku Rapidshare Search
Aksi Datin Bogel-Get Blog web site pages infomations from popular Blogs in the world - get info ... http://cewekindone.blogspot.com/2009_01_01_archive.html ...
cerita17tahun.info/search/pegang+payudaraku+rapidshare+search - Tembolok
#
Cerita 666
Gambar Mak Datin Bogel · Bikini Hayfa Sexy Foto ... cerita-ceritaporno.blogspot.com valuation by websiteoutlook. ... No comments Be the first person to ...
ciliary-body.paparazziwannabe.com/cerita20666.html - Tembolok
#
::..Welcome To Deo Gabe Site..:: Siswi SMU Bugil Gambar Cewek SMP ...
http://bwjoasm.t35.com/M19gH.html Gambar datin bogel ... 116 Site Malaysia di Hack; Shopping SUMBER GAMBAR : http://unik-unic.blogspot.com/2010/01/bonek ...
celebsgosip.com/.../::..Welcome+to+Deo+Gabe+Site..::+Siswi+SMU+Bugil+Gambar+Cewek+SMP+... - Tembolok
#
Gadis Bertudung | Ngeblog Bareng Elvin Miradi | hasil pencarian
http://gadis-melayu-bertudung.blogspot.com/ ... zarina zainuddin bogel, yahoo group datin bogel yahoo group bogel datin, www.gadis smu bugil . ...
www.elvinmiradi.com/?s=gadis+bertudung - Tembolok
Powered by Blogger